Rabu, 25 April 2012

Pengamat : konsumsi BBM meningkat, subsidi membengkak


Selasa, 24 April 2012 22:10 WIB | 1137 Views
http://img.antaranews.com/new/2012/04/small/20120402DEMOBBMBALI.jpg
Tolak Tambahan Pasal Mahasiswa membentangkan tulisan dalam aksi unjukrasa menolak tambahan pasal 7 ayat 6a UU APBN-P/2012 terkait kewenangan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Denpasar, Bali, Senin (2/4). Pengunjukrasa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bali itu juga menuntut penutasan kasus penganiayaan aktivis saat mereka berunjukrasa. (ANTARA/Nyoman Budhiana) ()
Sleman (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Rimawan Pradiptyo Ph.D menyatakan konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun mengakibatkan beban subsidi pemerintah semakin besar.

"Karenanya di tengah naiknya harga minyak dunia, pemerintah semestinya tidak boleh ragu untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)," kata Rimawan Pradiptyo, Ph.D pada Seminar Nasional "Krisis Energi Dunia dan Rencana Pemerintah Menaikkan Harga BBM", yang diselenggarakan Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Indonesia Sulawesi Selatan (IKAMI Sulsel), Selasa.

Menurut dia, konsumsi BBM di Indonesia sudah masuk pada kategori yang tidak rasional, karena hampir-hampir tidak ada pembatasan dalam mengkonsumsi barang yang disubsidi pemerintah itu.

"Dengan tidak adanya pembatasan itu, subsidi BBM sebesar Rp129,7 triliun yang ditetapkan dalam RAPBN 2011, pada realisasinya membengkak menjadi Rp165 triliun, hal inilah yang terus memberatkan keuangan negara," katanya.

Ia mengatakan, subsidi BBM tersebut sebenarnya justru banyak dinikmati masyarakat 


selanjutnya dwonload disini
by:dicky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar