Selasa, 03 Desember 2013

Seminar Nasional Kewirausahaan (SEMERU)

assalamu'alaikum wr wb
buat kamu-kamu yang minat dibidang wirausaha atau yang lagi ngembangin wirausaha.
yuk gambung!!!

Selasa, 12 November 2013

STRATEGI BELAJAR ANAK

Strategi-strategi pembelajaran dapat diintegrasikan atau digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar yang lebih bervariasi. Dalam strategi pembelajaran seorang guru menggunkan beberapa metpde pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran tersebut ialah :

1. berpusat pada anak
Yang dimaksud dengan pembelajaran yang berpusat pada anak adalah :
- kegiatan harus tumbuh dari minat dan keinginan anak
- anak memilih bahan dan memuuskan apa yang ingin di kerjakan
-Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya
-Anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung
-Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan
-Anak menggunakan otot kasarnya
-Anak menceritakan pengalamannya

2.bermain
Kegiatan bermain ini harus dapat memotivasi anak secara intrinsik, memiliki pengaruh positif, bukan dikerjakan sambil lalu. Fungsi bermain bagi anak adalah untuk menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.untuk melakukan peran dalam kehidupan nyata.

3. bercerita
Merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di TK. Merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.


4. bernyanyi
Bernyanyi dapat membantu anak untuk mengembangkan daya pikir dan bahasa anak secara lebih menyeluruh.

Melihat uraian diatas maka starategi pembelajaran yang tepat pada anak usia TK adalah pembelajaran yang berpusat pada anak karena anak diberi kesempatan untuk membuat rencana dari kegiatan yang akan mereka lakukan. Anak berhak menentukan sendiri apa yang akan dipelajarinya. Anak juga dapat bereksplorasi dengan lingkungannya. Selain itu, metode ini sudah cocok untuk dengan karakteristik belajar anak. Misalnya, anak belajar melalui bermain, anak membangun sendiri pengetahuannya ketika anak bereksplorasi dengan are yang mereka pilih.

Strategi yang cocok untuk diterapkan di KB adalah bermain dan bernyanyi, karena metode bermain akan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak seperti kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional anak. Sedangkan bernyanyi lebih menekankan pada perkembangan bahasa anak. Sedangkan untuk anak TPA strategi yang tepat untuk digunakan adalah metode bermain dimana anak bermain bebas dan spontan, bermain eksplorasi untuk tahap pengenalan lingkungan sekitarnya.

MACAM POLA ASUH ANAK

MENGENAL TIPE POLA ASUH ORANGTUA
4 TIPE POLA ASUH ORANG TUA
 
 
OTORITER YANG MEMAKSA
POLA ASUH OTORITER, adalah pengambilan sikap atau keputusan yang sangat memaksa dari orangtua yang ingin diterapkan kepada anak-anaknya. Pola asuh ini biasanya dengan embel-embel “pokok-nya”, artinya apa yang diucapkan dan diinginkan oleh orangtua harus dipenuhi oleh anak tanpa adanya kompromi lagi, karena orangtua beranggapan bahwa apa yang “diperintahkan” kepada anak sejatinya adalah sebuah kebenaran dan harus dilakukan dan dituruti oleh anak.
Pola otoriter adalah pengasuhan yang kaku, diktator dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orang tua tanpa banyak alasan. Dalam pola asuh ini biasa ditemukan penerapan hukuman fisik dan aturan-aturan tanpa merasa perlu menjelaskan kepada anak apa guna dan alasan di balik aturan tersebut.
Orang tua mungkin berpendapat bahwa anak memang harus mengikuti aturan yang ditetapkannya. Toh, apa pun peraturan yang ditetapkan orang tua semata-mata demi kebaikan anak. Orang tua tak mau repot-repot berpikir bahwa peraturan yang kaku seperti itu justru akan menimbulkan serangkaian efek.
Pola asuh otoriter biasanya berdampak buruk pada anak, seperti ia merasa tidak bahagia, ketakutan, tidak terlatih untuk berinisiatif, selalu tegang, tidak mampu menyelesaikan masalah (kemampuan problem solving-nya buruk), begitu juga kemampuan komunikasinya yang buruk.

NEGLECTFUL SI CUEK
(terserah loe aja…)
POLA ASUH NEGLECTFUL ATAU PERMISIF, sangat berbeda dengan OTORITER. orang tua yang mempunyai pola asuh neglectful, maka apa pun yang terjadi, terjadilah tanpa orang tua menaruh peduli sama sekali. Dalam bahasanya terserah loe aja nak….apapun yang dilakukan oleh orangtua, orangtua memperbolehkannya. Biasanya orangtua seperti ini kalau ia harus berangkat kerja saat itu, ya ia tetap berangkat ke kantor, tanpa peduli anak akan menentukan pilihan yang mana. Dalam bahasa sederhananya tipe ini adalah tipe orang tua yang permisif alias serba membolehkan.
Pola neglectful adalah pola dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau pula pusing-pusing memedulikan kehidupan anaknya. Jangan salahkan bila anak menganggap bahwa aspek-aspek lain dalam kehidupan orang tuanya lebih penting daripada keberadaan dirinya. Walaupun tinggal di bawah atap yang sama, bisa jadi orang tua tidak begitu tahu perkembangan anaknya.
Pola asuh seperti ini tentu akan menimbulkan serangkaian dampak buruk. Di antaranya anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya. Bukan tidak mungkin serangkaian dampak buruk ini akan terbawa sampai ia dewasa. Tidak tertutup kemungkinan pula anak akan melakukan hal yang sama terhadap anaknya kelak. Akibatnya, masalah menyerupai lingkaran setan yang tidak pernah putus.

INDULGENT TIDAK PUNYA POSISI TAWAR

Ida, tadi malam tidurnya larut malam karena ia nonton TV program kesukaannya, sehingga pagi ini Ida terlambat bangun dan ia tidak mau berangkat kesekolah.  KIRA-KIRA seperti ini yang akan dikatakan orang tua yang tidak punya posisi tawar, "Ya sudah, Ida boleh enggak sekolah. Kamu lagi malas sekolah ya?" Kalau Ida mau menonton televisi saja di rumah, orang tua akan berkata, "Ya sudah, daripada menangis terus, kamu nonton teve saja deh." Begitu seterusnya. Kata-kata seperti itu akan sering diucapkan oleh orang tua yang mempunyai pola asuh indulgent.

Pola indulgent sebetulnya menjadi istilah bagi pola asuh orang tua yang selalu terlibat dalam semua aspek kehidupan anak. Namun di situ tidak ada tuntutan dan kontrol dari orang tua terhadap anak. Mereka cenderung membiarkan anaknya melakukan apa saja sesuai dengan keinginan mereka. Dalam bahasa sederhananya, orang tua akan selalu menuruti keinginan anak, apa pun keinginan tersebut. Bahkan orang tua jadi tidak punya posisi tawar sama sekali di depan anak karena semua keinginannya akan dituruti, tanpa mempertimbangkan apakah itu baik atau buruk bagi si anak," tandas Clara.

Banyak orang tua yang menerapkan pola asuh ini berkilah bahwa sikap yang diambilnya didasari rasa sayangnya terhadap anak. "Cinta saya pada si kecil kan cinta yang tidak bersyarat. Jadi, apa pun yang diminta anak akan saya turuti." Padahal yang namanya cinta, pada siapa pun, termasuk pada anak, tidak identik dengan keharusan menuruti semua keinginannya.

Akibat buruk yang harus diterima anak sehubungan dengan pola asuh orang tua yang seperti ini jelas tidak sedikit. Di antaranya anak jadi sama sekali tidak belajar mengontrol diri. Ia selalu menuntut orang lain untuk menuruti keinginannya tapi tidak berusaha belajar menghormati orang lain. Anak pun cenderung mendominasi orang lain, sehingga punya kesulitan dalam berteman. 

AUTHORITATIVE MEMBERIKAN PILIHAN
(demokratis gitu...)

APAKAH Anda termasuk orang tua yang akan memilih langkah seperti ini? "Jadi Aad maunya gimana? Kalau mau makan nonton TV dulu sebelum mandi, oke Papa kasih waktu 5 menit, tapi setelah itu kamu harus segera mandi dan berangkat sekolah." Anak boleh memilih melakukan apa yang menurutnya baik, tetapi tetap harus ada batasan apa yang seharusnya dilakukan. Pola asuh seperti ini dikategorikan sebagai pola asuh authoritative. Dalam bahasa lainnya disebut pola asuh demoktris.

Pola authoritative mendorong anak untuk mandiri, tapi orang tua tetap menetapkan batas dan kontrol. Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif.

Anak yang terbiasa dengan pola asuh authoritative akan membawa dampak menguntungkan. Di antaranya anak akan merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk, bisa mengatasi stres, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi baik dengan teman-teman dan orang dewasa.
Dengan adanya dampak positif tersebut, pola asuh authoritative adalah pola asuh yang bisa dijadikan pilihan bagi orang tua. "Beri anak kesempatan bicara tetapi kontrol sepenuhnya tetap di tangan orang tua," tambahnya.

Kamis, 07 November 2013

Psikologi Perkembangan : Tahap-tahap perkembangan menurut Elisabet Hurlock

Elisabeth B. Hurlock (1978)dalam bukunya Development psychology, memaparkan tahapan perkembangan sebagai berikut :
  1. Prenatal (sebelum lahir) atau pralahir
Dimulai dari masa konsepsi sampai usia 9 bulan dalam kandungan ibu.
  1. Masa Natal
Tahap ini meliputi:
  1. Infancy atau neonates (dari lahir sampai 14 hari)
Merupakan fase penyesuaian terhadap lingkungan. Pada masa ini bayi mengalami masa tenang dan tidak banyak terjadi perubahan.
  1. Masa bayi ( antara 2 minggu – 2 tahun )
Pada fase ini bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan. Lama kelamaan bayi mulai berusaha melepaska diri dan mulai belajar berdiri sendiri. Hal ini dimungkinkan karena tubuhnya semakin kuat dan dapat menguasai gerakan-gerakan ototnya, misalnya : jalan sendiri, bicara, makan dan bermain.
  1. Masa anak ( 2-10/11 tahun )
Anak masih immature. Tanda-tanda : usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga anak merasa bahwa dirinya merupaka bagian dari lingkungan. Penyesuaian social melalui pergaulan dan berbagai pertanyaan.
Strum und Drang, yaitu pada usia 3 tahun anak mengalami haus nama, segala hal ditanyakan dan diragukan.
  1. Masa remaja ( 11/12 – 20-21 tahun )
Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju dewasa.
Tahap ini meliputi :
  1. Praremaja ( 11/12 – 13/14 )
Merupakan fase yang pendek yaitu hanya 1 tahun. Perempuan mulai pada usia 11/12 – 12/13 tahun, sedangkan laki-laki 12/13 – 13/14 tahun. Fase ini sering juga disebut fase negative, yaitu fase yang sukar untuk anak dan orangtua. Perkembangan fungsi-fungsi tubuh dan seks juga terganggu.
  1. Remaja awal (13/14 – 17 tahun )
Terjadi perubahan fisik yang sangat cepat dan mencapai puncaknya. Terjadi juga ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilan dalam banyak hal. Mencari identitas diri dan hubungan social yang berubah.
  1. Remaja lanjut ( 17 – 20/21 )
Ingin selalu jadi pusat perhatian, ingin menonjolkan diri, idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energy yang besar, ingin memantapkan identitas diri dan ingin mencapai ketidaktergantungan emosional.
  1. Dewasa
Tahap ini meliputi :
  1. Dewasa awal ( 21 – 40 tahun )
Penyesuaian terhadap pola-pola hidup baru, harapan mengembangkan nilai-nilai, sifat-sifat yang serba baru. Diharapkan menikah, mempunyai anak, mengurus keluarga, karier dan mencapai prestasi.
  1. Dewasa menengah ( 40 – 60 tahun )
Merupakan masa transisi, masa menyesuaikan kembali, masa equilibrium-disequilibrum. Masa yang ditakuti karena mendekati masa tua, wanita kehilangan kemampuan reproduksi.

Psikologi Perkembangan AUD

Sangatlah tidak bisa dipisahkan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak saat lahir. Perkembangan motorik dan fisik anak sangatlah berhubungan dengan pertumbuhan psikis anak. Oleh karena itu psikologli perkembangan anak usia dini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan orang tua mengenai perkembangan anaknya.

Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
  • Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
  • Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
  • Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
  • Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.

Perkembangan Fisik Anak

Mengenai perkembangan fisik anak bisa dilihat dari perkembangan motroik anak. Perkembangan motorik anak ini terbagi lagi ke dalam perkembangan motorik halus dan perkembangan motorik kasar. Untuk lebih jelasnya bisa di baca di:Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.

Perkembangan Sosio-emosional

Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.
  • Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :

    Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1) Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.
    Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.
     2.      Aspek Perkembangan Fisik
    Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.
    Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko. Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai dapat turun dengan cara yang sama.
    Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek, berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)
     3.      Aspek Perkembangan Bahasa
    Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.
    Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa.
    Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.
    Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot-otot tubuhnya.
    Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.
    Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun – pubertas.
    Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak menguasai, menimbulkan rasa rendah diri
Di order kaos bola tim favorit anda semua tersedia ,tinggal pilih yg mana . bahan cotton combed s30 sablon foil & glitter , harga 75rb ... minat serius sms/telp 08981601413 pin BB 76BA8083  thanks 


























Jumat, 13 September 2013

Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut.
  1. Anak bersifat unik.
  2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan.
  3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
  4. Anak itu egosentris.
  5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
  6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
  7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.
  8. Anak masih mudah frustrasi.
  9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
  10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
  11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.
  12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
    Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini berbeda dengan prinsip-prinsip perkembangan fase kanak-kanak akhir dan seterusnya. Adapun prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk., 2007 : 1.17 – 1.23) adalah sebagai berikut.
  1. Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kgnitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
  2. Perkembangan fisik/motorik, emosi, social, bahasa, dan kgnitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan.
  3. Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.
  4. Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.
  5. Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi.
  6. Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks social budaya yang majemuk.
  7. Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, social, dan pengetahuan yang diperolehnya.
  8. Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
  9. Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan social, emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.
  10. Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya.
  11. Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.
  12. Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar adalam dalam komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan fisiologis.
    Pendidikan Anak Usia Dini
Jalur Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional) Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Dalam pasal 28 ayat 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudathul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
Satuan pendidikan anak usia dini merupakan institusi pendidikan anak usia dini yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan 6 tahun. Di Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan anak usia dini yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu:
Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Atfal (RA)
TK merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun, yang terbagi menjadi 2 kelompok : Kelompok A untuk anak usia 4 – 5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun.
Kelompok Bermain (Play Group)
Kelompok bermain berupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 23)
Taman Penitipan Anak (TPA)
Taman penitipan anak merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. TPA adalah wahana pendidikan dan pembainaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 24).
    Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
    Landasan Yuridis Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”
    Landasan Filosofis Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya. Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan.
Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya “berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat menjadi anak bangsa yang diharapkan. Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang berlangsung.
    Landasan Keilmuan Pendidikan Anak Usia Dini
Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Yulianai Nurani Sujiono, 2009: 10).
Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupkan masa peletak dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.
    Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Secara khusus tujuan pendidikan anaka usia dini adalah (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 42 – 43):
  1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya.
  2. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik.
  3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar.
  4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.
  5. Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri.
  6. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif.
    Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD, 2007) sebagai berikut.
Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
Belajar melalui bermain
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.
Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang .
Referensi
Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia

Minggu, 24 Februari 2013

jadwal penting siswa kelas 12

Berikut informasi mengenai jadwal Ujian Nasional Khusus Kelas XII / 3 SMA


SNMPTN UNDANGAN   :  1 Februari - 12 Maret 2012
UN SMA                             : 16 - 19 April 2012 
UN Susulan                      : 23 – 26 April 2012
PENENTUAN KELULUSAN : 24 Mei 2012 
SNMPTN TERTULIS      : 12 - 13 Juni 2012

Mendikbud berencana Nilai UN dijadikan syarat masuk PTN , Jadi peserta diharapkan mempersiapkan sebaik mungkin agar hasilnya memuaskan.


 


Sumber : http://alfitbm.blogspot.com/2012/01/hot-info-jadwal-penting-untuk-siswa-sma.html#ixzz2LjJVz8Ma

Wacana UN SD Dihapus ?????

SOLO–Adanya wacana penghapusan Ujian Nasional (UN) SD/MI setelah tiga tahun Kurikulum 2013 diberlakukan, membuat sejumlah kalangan pendidik tidak rela. Sebab, selama ini UN digunakan untuk mengukur mutu pendidikan secara nasional.
Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) dan Anak Usia Dini (AUD) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo, Supraptinigsih, mengungkapkan dirinya hanya bisa mengikuti kebijakan dari pusat. Meski demikian, hal tersebut juga belum pasti terjadi mengingat sosialisasi kurikulum juga belum dilakukan.
“Kalau saya hanya bisa mengikuti kebijakan dari atas. Selama ini UN memang berperan dalam menilai dan mengukur dengan satu standar dari pusat,” jelasnya saat ditemui wartawan seusai memberikan sambutan dalam acara Workshop Sukses UN 2013, Trik Jitu Bedah Kisi-kisi UN 2013 yang digelar oleh Ikatan Sekolah Dasar Islam (ISDI) Solo, di aula SD Al Firdaus Solo, akhir pekan kemarin.
Dia menilai kelulusan siswa juga tidak sepenuhnya ditentukan oleh UN. Sebab, sekolah juga diberi kesempatan menentukan kelulusan siswa dengan ujian sekolah (US) dan nilai rapor.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Kepala SD Al Islam 2 Jamsaren, Solo, Priyono.  “Selain untuk menentukan lulus dan tidaknya siswa, UN juga digunakan untuk memetakan mutu dan standarisasi pendidikan di tingkat nasional,” paparnya.
Menurutnya, UN memiliki peranan yang cukup penting. Sebab, pemerintah bisa memberikan suntikan dukungan kepada SD ataupun daerah yang dinilai memiliki pendidikan yang kurang. Apalagi, di Solo pada 2012 memperoleh peringkat UN kedua di Jawa Tengah. Jika UN benar-benar dihapus, dia memprediksi pemerintah akan mengeluarkan jenis lain yang berfungsi untuk memetakan pendidikan.
Sementara itu, Ketua ISDI, Shodiqin, mengaku hingga saat ini memang belum mendapatkan surat edaran resmi terkait kurikulum baru tersebut. Dia berpendapat pemerintah pusat juga berhak untuk memetakan dan memperbaiki kualitas pendidikan yang ada di daerah melalui UN.
Pemerintah diberi hak hingga 60% menentukan kelulusan siswa melalui UN. Sama seperti tahun lalu, penghitungan nilai akhir (NA) berdasarkan 60% nilai UN dan 40% nilai sekolah (NS). NS diperoleh dari gabungan nilai US 60% dan nilai rata-rata rapor 40%.

Senin, 18 Februari 2013

Sekolah-sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran


Jakarta - - Bagi kaum remaja yang akan lulus SMA dan masih bingung hendak melanjutkan sekolah ke mana, tak ada salahnya melirik sekolah kedinasan. Sekolah kedinasan yang rata-rata berada di bawah lembaga pemerintah baik departemen maupun non-departemen, sedang membuka pendaftaran. Yuk simak!

Dari wikipedia, ada belasan sekolah kedinasan. Namun tak semuanya membuka pendaftaran mahasiswa baru. Sekolah kedinasan ini memang ada yang membuka peluang untuk ikatan dinas dan ada yang tidak. Namun dari segi biaya, memang lebih murah dari sekolah tinggi atau universitas swasta.

Seperti yang dikatakan Kepala Puskom Publik Kemenhub Bambang S Ervan. Sekolah kedinasan di bawah Kemenhub memang ada biayanya alias tidak gratis.

"Tetap ada biaya, tapi tidak sebesar yang di luar karena ada subsidi dari pemerintah. Itu nanti biaya masuk ke penerimaan negara," jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (10/4/2012).

Kemenhub membawahi 17 sekolah kedinasan di bidang transportasi, di antaranya yakni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) di Cibitung, Bekasi; Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara; dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang. Semua sekolah itu sedang membuka pendaftaran mahasiswa baru.

Bagi Anda atau kerabat Anda yang lulusan SMA, silakan cari persyaratan pendaftaran dari sekolah-sekolah kedinasan itu. Dari penelusuran detikcom, berikut sekolah kedinasan yang sedang membuka pendaftaran:

Kemenkominfo

Sekolah Tinggi Multi Media Training Center (ST MMTC) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo). Lokasi kuliah di Yogyakarta. Pendaftaran online di www.mmtc.ac.id atau www.pmb.mmtc.ac.id.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

1. Sekolah Tinggi Pariwisata (STP). Lokasi kuliah di Bandung. Pendaftaran online di http://pmb.stp-bandung.ac.id/

2. Akademi Pariwisata (Akpar) Medan. Lokasi kuliah di Medan, Sumatera Utara. Informasi pendaftaran di http://akparmedan.ac.id/

3. Akademi Pariwisata (Akper) Makassar. Lokasi kuliah di Makassar, Sulsel. Informasi pendaftaran di http://akparmakassar.ac.id/in/index.php

4. Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali. Lokasi kuliah di Nusa Dua, Bali. Informasi pendaftaran di http://news.stpbali.ac.id/2011/03/penerimaan-mahasiswa-baru-tahun-2012/stp-2012/

Kementerian Perhubungan

Ada 17 sekolah kedinasan di bawah Kemenhub yang tersebar di Indonesia. Informasinya bisa dilihat di http://bpsdm.dephub.go.id. Beberapa di antaranya adalah:

1. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Lokasi kuliah di Marunda, Jakarta Utara. Informasi pendaftaran online di http://sipencatar.stipjakarta.ac.id:81/

2. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI). Lokasi kuliah di Curug, Tangerang. Informasi pendaftaran online di http://www.stpicurug.ac.id/info_sipencatar/

3. Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD). Lokasi kuliah di Cibitung, Bekasi. Informasi pendaftaran di http://sttd.ac.id/?sttd=18

Kementerian Kesehatan

Ada 33 Poltek Kesehatan di bawah Kemenkes. Informasi pendaftaran murid baru terkompilasi dalam situs Kemenkes, http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=category&id=39&Itemid=67

Kementerian Perindustrian

1. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ST3), Bandung, Jawa Barat. Informasi pendaftaran bisa didapatkan di http://stttekstil.ac.id/pmb.php

2. Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI), Jakarta. Lokasi kuliah di Cempaka Putih, Jakarta. Informasi pendaftaran di http://www.stmi.ac.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=138

3. Akademi Teknologi Kulit (ATK), Yogyakarta. Lokasi kuliah di Sewon, Bantul DIY. Informasi pendaftaran bisa dicek ke http://www.atk.ac.id/index.php?offset=7

4. Akademi Kimia Analis (AKA), Bogor. Lokasi kuliah di Tanah Baru, Bogor. Informasi pendaftaran di http://www.atk.ac.id/index.php?offset=7

Kementerian Pertanian

Kementan membawahi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian di beberapa kota seperti Medan-Sumut, Magelang-Jateng, Gowa-Sulsel, Malang-Jatim dan Bogor-Jabar. Informasi pendaftaran dan ragam jurusan bisa dilihat di situs http://bppsdmp.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=407:penerimaan-mahasiswa-baru-stpp-ta-20122013&catid=70:pengumuman-bppsdmp&Itemid=207

Kementerian Sosial

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Bandung, Jawa Barat. Informasi pendaftaran bisa dilihat di situs http://www.stks.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=114:pmb-stks-2012&catid=36:pengumuman&Itemid=63

Lembaga Sandi Negara

Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN), Bogor, Jawa Barat. Lokasi kuliah di Ciseeng, Bogor. Informasi pendaftaran di http://stsn-nci.ac.id/pendaftaran-spmb-2012-gelombang-ii/

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Akademi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (AMKG), Tangerang. Lokasi kuliah Pondok Betung, Bintaro, Tangerang, Banten. Informasi pendaftaran bisa dilihat di situs http://amg.ac.id/site/berita_detail/288

Badan Pusat Statistik (BPS)

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di bawah Badan Pusat Statistik (BPS). Lokasi kuliah di Jakarta. Pendaftaran online di www.stis.ac.id.

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN), Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pendidikan ini tanpa ikatan dinas. Informasi pendaftaran bisa dilihat di http://www.sttn-batan.ac.id/

Lembaga Administrasi Negara

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara - Lembaga Administrasi Negara (STIA-LAN), Bandung, Jawa Barat. Info pendaftaran bisa dilihat di situs http://www.stialan.ac.id/