Rabu, 16 Juli 2014

KEWIRAUSAHAAN



Definisi Kepemimpinan secara Umum
Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan secara umum, antara lain :
Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
Definisi Kepemimpinan dalam Berwirausaha
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Baik:
Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Berorganisasi:
  • Tipe Otokratik
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”,
  • Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
  • Tipe Kharismatik
Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
  • Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi
  • Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
  • Tipe Administratif
Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.
Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :
  1. Pengetahuan umum yang luas. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
  2. Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
  3. Sikap yang inkuisitif atau rasa ingin tahu merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
  4. Kemampuan analitik. Efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
  5. Daya ingat yang kuat. Pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
  6. Kapasitas integratif. Pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
  7. Keterampilan berkomunikasi secara efektif. Fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
  8. Keterampilan mendidik. Memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
  9. Rasionalitas. Semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
  10. Objektivitas. Pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
  11. Pragmatisme. Dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam organisasi.
  12. Kematangan mental. Seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya.
Prinsip Sejati Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dan tiga komponen, yaitu pengembangan pnibadi individu, efektivitas kerja sama tim dan perubahan organisasi. Namun tenlalu sering ketiga komponen mi tumbuh tidak seining. Sebagai contohnya, kita ambil mereka yang memilih untuk melakukan pengembangan pribadi. Tidak terhindankan lagi, cepat atau lambat, akan dijumpai bahwa mereka melihat sesuatu dengan cara yang berbeda dan tim tempat mereka bekerja dan dan onganisasi yang mereka layani. Apa yang terjadi?
Biasanya rekan sekerja sangat cepat untuk memadamkan pendekatan antusias mula-mula yang dimiliki oleh seorang individu dengan komentar: ‘Jangan pedulikan, mereka sudah berada di jalur yang benar—tapi jangan khawatir, meneka akan segera kembali normal’. Pendekatan individual yang kedua yang lebih jujur adalah mencoba untuk mengawali perubahan di dalam tim dan organisasi mereka. Sering kali setelah itu mereka merasa terisolasi. Pendekatan ketiga yang lebih menentukan adalah memiliki pendirian. Ini memberikan pembenaran bagi rekan-rekan yang lain untuk mengisolasi lebih jauh. Bergantung pada daya tahan dan tingkatan status mereka, pendekatan yang beragam ini dapat berjalan sampai dengan tingkatan tertentu, namun biasanya hanya untuk jangka pendek.
Kemudian pendekatan reflektif yang keempat ‘mengapa saya membuang-buang waktu saya di sini’ datang kepada mereka. Dan sini seseorang akan jatuh kembali dalam rasa aman perilaku lama yang sudah dibuang atau mengambil kesempatan untuk pergi. Langkah mi mungkin berharga bagi orang tersebut, walaupun menyakitkan bagi organisasi. Mereka melakukan hal itu bukan karena mereka benar-benar menginginkannya tapi karena mereka telah mencapai tingkat ketidakpuasan terhadap apa yang mereka lakukan. Dengan bekerja keras untuk mengembangkan potensi mereka, mereka ingin tetap melanjutkan bertumbuh, bukannya dihalangi oleh pemikiran sempit dan kekhawatiran akan rasa aman. Mereka ingin memiliki kemampuan untuk melayani dan dihargai, menjadi seperti kepada siapa mereka bekerja sekarang. Untuk alasan yang sama banyak hubungan gagal ketika salah satu berkembang dan yang lain ingin menjaga agar segala sesuatu tetap seperti apa adanya. Dalam suatu hubungan, kecuali terdapat kesepakatan untuk pertumbuhan dan penghargaan, mereka akan kandas gagal atau tersapu hanya disebabkan oleh perilaku mereka.
Hal yang sama dan sudut pandang organisasi, setiap program perubahan yang tidak mengembangkan secara pribadi orang-orangnya dan terus melakukannya dengan membangun pemikiran dan kepemilikan wirausaha, tidak akan dapat menghindar dan ketidaklanggengan dan akan terlihat hanya sebagai suatu trend sesaat dengan pengulangan kata-kata yang umum: ‘lagi-lagi i, program perubahan yang lain’ yang disuarakan di sepanjang koridor dan e-mail.
Suatu kejutankah bahwa organisasi tidak mempertahankan orangorang terbaiknya? Persentase orang yang meninggalkan organisasi cukup tinggi. Beninvestasi jutaan dolar untuk pelatihan demi keuntungan kompetisi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, namun mempertthankan orang-orang unggul yang menjadi kunci pengembangan organisasi sebenarnya lebih masuk akal. Dan sudut pandang tim, banyak pesaing yang sukses dan organisasi mapan telah mempersiapkan diri karena keseluruhan tim yang dikembangkan bersama, merasa tertahan baik oleh orang-orang dalam organisasi maupun oleh struktur organisasi itu sendiri.
Tindakan yang Tepat dan Kepemimpinan Kewirausahaan
Dunia kewirausahaan dapat diumpamakan seperti mengendarai sesuatu yang kita tidak terbiasa di dalam suatu lingkungan yang tiba-tiba tampak lebih berbahaya danipada yang kita perkirakan pada awalnya. Kebiasaan kita adalah untuk menanrik diri kepada kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa terlalu memikirkan bagaimana kita melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.
A. ORANG-ORANG (People) yang Tepat
‘Orang-orang membuat perubahan’ telah menjadi slogan dan banyak konferensi organisasi yang menjadi terlalu jelas. Tak ada yang lebih bertenaga daripada suatu ide yang telah tiba waktunya, namun tanpa diterapkan, ide tersebut menjadi tidak berharga.
Perulangan yang umum dan wirausahawan yang berhasil adalah: ‘hanya jika saya dapat menemukan seseorang seperti saya.’ Pemimpin konponasi mengalami kepedihan yang mendalam untuk menemukan orang yang tepat untuk menggantikan dirinya. Politisi gemar melingkupi diri mereka dengan onang-orang yang tepat. Mereka semua ingin menggandakan dirinya karena menemukan orang yang tepat itu sungguh mendekati mustahil. Namun demikian ini bisa dilakukan, namun kegiatan menemukan mereka, kemudian mengembangkan mereka, kemudian mempertahankan meneka karena mereka ingin untuk dipertahankan, membutuhkan me tode yang pnaktis namun tidak konvensional.
Sebagai seorang pemimpin wirausaha, Anda harus memperlakukan orang-orang Anda sebagaimana mereka layak diperlakukan. Jika Anda merasa tidak yakin pada peran mereka, minta mereka menentukan harapan dan target mereka sendiri. Jika merupakan sesuatu yang tidak tentu untuk tujuan target yang jenius, maka tentukan demikian. Selalu mantapkan peran Anda, pahami apa yang diharapkan dan Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan harapan-harapan Anda.
Memiliki sikap yang tepat memastikan bahwa peran terpenting pemimpin wirausaha, yaitu mengembangkan kemampuan melihat tantangan sebagai kesempatan dan kemunduran sebagai ketidaknyamanan sementara, dikembangkan sepenuhnya.
B. KOMUNIKASI (Communication) yang Tepat
Kepemimpinan wirausaha tidak dapat berfungsi tanpa garis komunikasi yang terbuka balk dan jelas. Di kebanyakan organisasi, bagaimana pun, survei secara bervari\ asi menunjukkan dengan jelas adanya komunikasi yang buruk, tertutup dan penuh rahasia. Salah satu penghalang fundamental untuk pertum buhan yang sukses adalah mayoritas orang tidak memahami dan kare nanya tidak menjalankan, komunikasi.
Kebanyakan organisasi di Barat menggunakan gaya komunikasi yang berakar pada tradisi debat dan argumentasi. Dalam tradisi semacam itu keterampilan advokasi dipertimbangkan sebagai yang terpenting. Namun seperangkat keterampilan lain sering diminta karena debat dan advokasi seinacam itu dapat menghambat aliran ide-ide. Tuntutannya adalah keterampilan menginvestigasi yang mendukung hasil yang terbaik untuk semua yang terlibat dan didasarkan bahwa setiap orang adalah sumber ide yang berharga. Adrian akan menciptakan sebuah proposal, ketimbang suatu bentuk advokasi, dengan menggunakan visi dan nilai untuk meng arahkan bimbingan dan karenanya ide dapat terus mengalir.
Sebelum menawarkan nasihat sebebas yang biasa kita lakukan sebelum nya, kita perlu belajar mendengarkan apa yang dikatakan orang lain tanpa asumsi, praduga dan opini yang kita bawa sendiri sebagai kesempatan menyerang yang klta nanti-nantikan. Ini termasuk belajar mendengarkan diri kita sendiri, bertindak dalam peran yang benar, ketimbang peran yang kita ambil untuk menyenangkan semua orang. Dengan jalan mi klta dapat belajar untuk menghargai dan mana asal seseorang. Karena, tanpa di ragukan lagi, pusat rahasia untuk menjalankan komunikasi yang tepat adalah membuat lawan bicara Anda merasa berharga.
Kewirausahaan menuntut tingkat kesadaran yang tinggi. Dalam hal mi ide-ide dan banyak kesempatan ‘disesuaikan’ ke dalamnya. Maka sebagai pemimpin wirausaha, Anda harus menjalankan kemampuan berkomu nikasi karena tanpa memandang betapa cemerlang berbagai ide dan kesempatan, mereka pasti akan hilang atau tak lagi berharga tanpa semua komunikasi yang berhubungan dengannya dijalankan dengan cara tepat.
C. KERJA TIM (Teamwork) yang Tepat
Komunikasi yang tepat penting untuk kerja tim yang tepat. Bayangkan, seorang pengintai pendahulu(advance scout) yang dikirim oleh sekelompok perintis menemukan tempat perkemahan musuh. Jika si pengintai tidak suka terpilih, tidak menyukai pemimpin perintis (pioneer leader) dan kebanyakan anggota kelompok, ia mungkin saja memutuskan untuk menghindari perkemahan dan membiarkan kelompok tersebut menjaga diri mereka sendiri. Ia dapat saja, tentunya, memilih untuk kembali pada kelompok dan memperingatkan mereka, namun jika si pemimpin penn tis (pioneering leader) tidak memiliki keyakinan pada si pengintai, mengapa ia harus menunjukkan tindakan defensif. Jika mungkin sang pemimpin yakin pada si pengintai, namun tidak mampu mengorganisasi orang orangnya pada saat tindakan yang perlu harus dilaksanakan, maka kelompok akan menjadi sangat rentan terhadap pemusnahan. Tentunya, jika laporan pengintai langsung ditenima pimpinan dan dijalankan oleh selu­ruh kelompok, suatu rute alternatif akan dapat dijalani dengan sukses. Sangat jelaslah bahwa agar suatu kelompok dapat bekerja sebagaimana mestinya, kelompok harus bekerja sebagai suatu tim. Terdapat tiga elemen utama untuk sebuah tim agar dapat berfungsi baik.
D. INOVASI (Innovation) yang Tepat
Inovasi wirausaha; ‘memberi kenyamanan’ pada wirausaha yang tidak memiliki. Kebutuhan adalah induk dan penemuan dan semakin dirasakan tidak nyaman, semakin besar inovasi dan peningkatan yang dicari. Rasa frustasi dan ketidaknyamanan yang disebabkan pemogokan pegawai pos dan berbagai keterlambatan memunculkan pengembangan mesin fax.
Penggunaan kertas fax yang tipis, mudah rusak dan tidak praktis men orong munculnya inovasi penggunaan kertas yang lebih praktis, dapat diisi atau diteruskan. Beralih dan mesin fax menuju e-mail dengan lampiran elektronik, kemudian dokumen-dokumen besar, kemudian kecepatan yang lebih tinggi untuk perpindahan data ke suara dan data dengan kompleksitas lebih besar dan terus berlanjut berpindah dan apa yang semula nyaman menjadi tidak nyaman karena yang lebih nyaman lagi kemudian muncul mengatasinya. Wirausahawan yang pertama kali memulai suatu bisnis berada pada suatu kondisi ketidaknyamanan yang sehat. Seiring dengan perkembangan organisasi yang tidak terhindarkan menuju suatu posisi yang lebih nyaman di pasar, secara perlahan-lahan dia kehilangan kemampuannya untuk berinovasi. Oleh karena itu merupakan peran dan pemimpin wirausaha untuk memastikan rasa puas diri tensebut digantikan dengan strategi yang merupakan rangkaian kesatuan dan kondisi tidak nyaman menjadi kondisi nyaman.
E. PELANGGAN/KONSUMEN (Customer) yang Tepat
Bagi pemimpin wirausaha saat ini konsumen yang tepat adalah setiap orang yang mereka kembangkan dalam rangka membentuk organisasi wirausaha. Untuk pemimpin wirrrausaha yang aspiratif konsumen yang tepat adalah mereka yang penting untuk menciptakan nilai dengan memaksimalkan pilihan peluang menjadi fokusnya. Dengan cara yang sama bahwa kita tidak dapat memfokuskan diri pada setiap kesempatan, demikian juga terhadap konsumen. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memilih konsumen di mana kita dapat memprioritaskan energi kita.
Setiap konsumen memiliki bentukan emosi yang berbeda sebagai individu, dan setiap organisasi memiliki strategi yang didorong oleh nilai yang berbeda, dan semuanya memiliki masalah yang berbeda yang harus dipecahkan. Anda memenangkan dan mempertahankan konsumen dengan memberikan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang Anda pilcix mereka inginkan. Mendefinisikan konsumen yang sesunguhnya dengan demikian memerlukan pendefinisian profil dan orang yang sungguh sungguh akan memperoleh manfaat dan nilai tambah yang diperoleh dan inovasi yang tepat. Secara sederhana, kenalilah konsumen Anda
Konsumen yang tepat adalah orang-orang yang Anda layani karena mereka membawa raison d’etre (alasan keberadaan) organisasi. Satu-satunya cara untuk mempenlakukan mereka adalah mempenlakukan dengan baik dan tepat. Biasanya orang akan cenderung untuk memperlakukan orang lain dengan suatu cara di mana mereka sudah ‘terkondisi’ dengan perlakuan yang mereka terima dari orang lain. Inilah mengapa progam pelatihan dan insentif jangka pendek untuk meningkatkan manajemen atau inovasi dalam berhubungan dengan konsumen demikian keliru. Setiap strategi hubungan haruslah konsisten dan bertahan dalam kata-kata maupun penerapannya sehari-hari. Jika tidak, suatu ‘budaya konsumen yang tepat’ yang dibangun dalam waktu bertahun-tahun dapat membu­ruk dalam waktu singkat.
Perilaku Kepemimpinan
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
  1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai sasaran.
  2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.
Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:
  1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut .
  2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan.
  3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan.
Orientasi Tugas Pemimpin
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
  1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.
  2. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
  3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.
  4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
Orientasi Orang-Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai berikut :
  1. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan jika timbul.
  2. Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
  3. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.
  4. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
  5. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
  6. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab
Pemimpin dan Manajer
Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wiraswastawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wiraswastawan, memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktivitas yang identik. Kepemimpian adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan ( manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada isu perilaku.
Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki karakteristik berikut :
  1. Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal.
  2. Prestasi dimasa lalu dalam bidang pendidikan dan olah raga.
  3. Kematangan dan stabilitas emosional
  4. Ketergantungan, ketekunan, dan dorongan untuk mencapai prestasi yang berkesinambungan.
  5. Ketrampilan untuk berprestasi secara sosial dan beradaptasi dengan berbagai kelompok
  6. Keinginan untuk menggapai status posisi sosial ekonomi,
Penentuan Dalam Membuat Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah :
  1. Kekuatan dalam diri wirausahawan
  2. Kekuatan pada bawahan.
  3. Kekuatan dalam situasi kepemimpinan.
Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem­bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat,
Sikap-sikap Pemimpin yang Sukses dalam Berwirausaha
  • (Purposeful) - MEMILIKI TUJUAN YANG JELAS UNTUK DICAPAI: tujuan yang sesungguhnya
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memu­tuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan kemudi dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema muncul tanpa kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh dari luar. Namun kita tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainyapun layar dan kemudi tetap ada di tempatnya. Kecuali jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu tindakan, Anda akan menuju arah yang salah.
  • (Responsible) - TANGGUNG JAWAB: kehandalan yang sejati.
Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai ‘akan menjadi seperti apa perusahaan saya, jika semua orang seperti saya’ adalah sebagai berikut: Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami betapa kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan menupakan hal bernilai untuk dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada din orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. Kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan orang lain. Sebagian besar evaluasi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih berlandaskan pada ‘bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik’ danipada ‘seberapa balk yang telah Anda lakukan.’ Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu: baik mengevaluasi maupun juga memuji.
  • (Integrity) — INTEGRITAS: nilai yang sejati
Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang berpemikiran wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates percaya bahwa untuk sungguh mengetahui apa yang benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah dijatuhi hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan yang sangat kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang telah mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab: ‘Sepanjang hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum yang berlaku di suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui diskusi, dan walaupun saya menjadi korban ketidakadilan, saya tidak dapat dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya hanya karena hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup, namun untuk memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan lebih memilih untuk memberikan hidupnya dibandingkan hidup tanpa integnitas, dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai melakukan apa yang Anda ajarkan.
  • (Nonconformity) - KETIDAKCOCOKAN: kreativitas yang sesungguhnya
Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam hal ketaatan mereka terhadap nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang sesungguhnya untuk menjadi diri sendiri dengan menjadi seorang yang mudah cocok (konformis). Namun dalam bisnis, banyak orang berpegang teguh pada pola yang mereka percayai, yaitu selubung mayoritas merupakan suatu prasyarat bagi persetujan dan keberhasilan. Dengan cara ini bisnis menjadi mangsa mitos , mendasar—bahwa mayoritas secara otomatis dan tanpa terkecuali selalu benar. Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-mata karena dia adalah mayoritas dan sullt untuk memastikan kebenaran pendapat tersebut.
  • (Coureqeous) – KEBERANIAN : kekuatan yang sejati
Ketika Anda memiliki keberanian terhadap pendirian Anda dan keberanian untuk menjadi diri Anda sendiri dan mengikuti jalan yang Anda percayai sebagai yang terbaik, kekuatan Anda yang sejati berkembang secara alami. Di dalamnya, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ditinjau ulang dan diperhatikan, sementara kategori Kelemahan lebih diutamakan daripada apa yang dianggap sebagai kekuatan. Setiap laporan akan menekankan lebih pada yang pertama daripada yang terakhir secara sungguh-sungguh, sekalipun salah pedoman, kepercayaan bahwa sesuatu yang salah haruslah menjadi perhatian.
  • (Intuitive) — INTUITIF : keputusan yang sesungguhnya
Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan apa yang anda, Anda makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil apa yang akan Anda beli. Keputusan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan Anda dan juga orag lain. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain. Saya percaya bahwa itu sama pentingnya dengan membuat keputusan yang benar ‘Tentu saja demikian! dapat saya bayangkan Anda berkata kepada diri Anda sendiri. Hidup ini akan menjadi sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi. Namun membuat keputusan yang sulit, apalagi selalu membuat keputusan yang benar. Saya berpendapat, setiap dari kita dapat belajar bagaimana untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat sesuatu keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan bertahap untuk menjadi yang terbaik.
  • (Patience) — KESABARAN: hubungan yang sesungguhnya
Manusia memiliki keunikan, dalam menempatkan batasan waktu bagi suatu hasil yang diinginkannya dalam hidup, khususnya berkaitan dengan relasi. Tentu saja, mudah bersikap sabar terhadap sesuatu yang ihasilnya sudah ten- tu, karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Terdapat hubungan langsung yang berkaitan antara kesabaran dan kepastian, sebanyak antara ketidaksabaran dan keraguan. Semakin Anda tidak sabar untuk sesuatu berjalan sesuai kehendak Anda, semakin Anda bertanya-tanya apakah akan terjadi demikian. Kapanpun Anda mempertanyakan suatu ide intuitif yang Anda percayai benar, pertanyaan Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir bahwa ide itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya hingga sesuai dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar dalam rasio Anda, terpengaruh oelh ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa yang Anda inginkan, akan tampak sebagai ide yang salah atau jalan yang terlalu lambat untuk apa yang Anda inginkan. Bersikap sabar membutuhkan keyakinan.
  • (Listen) — MENDENGARKAN: pasar yang sesungguhnya
Pemasaran adalah istilah yang pada mulanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana keberhasilan suatu bisnis bergantung sepenuhnya pada sesuatu di luar dirinya. Pemasaran mengajarkan, jika kita mendengarkan perekonomian, masyarakat, dan konsumen, kita dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan strategi internal. Aneh,nya pemasaran sangat jarang digunakan untuk hal ini. Bukan berarti ‘siapakah konsumen kita’ , pemasaran telah menjadi sekadar alat pendukung penjualan dengan bertanya ‘bagaimana kita dapat menjual lebih banyak yang kita inginkan. Dengan telah beralihnya kita dari budaya menjual produk menjadi melayani konsumen, sekarang menjadi lebih penting untuk mendengarkan pasar kita dan menentukan apa yang mereka inginkan dibanding masa-masa sebelumnya.
  • (Enthusiasm) – ANTUSIASME : komunikasi yang sesungguhnya
Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, namun pesimisme atau pandangan-pandangan negatif sering kali memung­kinkan untuk dikedepankan. Pesimisme datang dan kekecewaan, dari suatu impresi buruk yang terbentuk karena rintangan yang terjadi di masa lalu. Mungkin pesimisme menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman, namun yang baik adalah untuk berpikir hanya pada kesulitan macam apa yang dapat terjadi di depan kita? Efek psikologis dan optimisme adalah dia membantu pencapaian keberhasilan.
  • (Service) — LAYANAN: tindakan yang sesungguhnya
Setiap orang mengetahui betapa pentingnya layanan pelanggan. Setiap orang berpikir bahwa mreka mengetahui layanan sebaik apa yang dibutuhkan. Walaupun begitu, persepsi konsumenlah yang benar-benar harus diperhitungkan. Memahami persepsi konsumen terhadap Anda, produk Anda, layanan Anda, dan bisnis Anda merupakan kunci untuk membangun hubungan jangka panjang dan keberhasilan dalam menumbuhkan penjualan. Meskipun demikian, kecuali kita mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan, kita akan dapat memaksimalkan nilai yang kita bentuk dari kesempatan memiliki konsumen. Mendapatkan masukan dari konsumen sama pentingnya dengan menerima masukan tentang diri kita. Itu membantu kita mengevaluasi tindakan nyata yang diperlukan.
Mengapa Kepemimpinan Penting dalam Berwirausaha:
  1. Agar dalam pelaksanaan berwirausaha dapat terorganisir dengan baik.
  2. Dalam berwirausaha dibutuhkan sosok yang dapat memimpin dan bertanggung jawab dalam mengurus dan mengelola suatu usaha.
  3. Pemimpin adalah jabatan tertinggi yang memiliki tugas-tugas yang sangat penting dan vital dalam kewirausahaan seperti pengambil keputusan, penanggung jawab tindakan yang dilakukan oleh setiap bawahannya, memberikan wewenang, dan lain-lain.
  4. Bila dalam mengelola suatu usaha tidak ada pemimpin, maka akan terjadi kekacauan dan kerancuan dalam pembagian tugas-tugas yang mengakibatkan kebangkrutan.
  5. Pemimpin merupakan salah satu syarat utama dalam berwirausaha
KESIMPULAN
Ada 3 variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:
  1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
  2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan.
  3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alma, B. (2005). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.
Alma, B. (2001). Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: CV Alfabeta.
Widodo, N. (2009). Kepempinan dalam kewirausahaan. [Online]. Tersedia: http://one.indoskripsi.com/node/1291. [7 Agustus 2009]
________. (2009). Kepemimpinan. http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com /2009/04/ kepemimpinan-tugas-sifat-dan-syarat.html [7 Agustus 2009]
_______. (2009). Kepemimpinan dalam kewirausahaan. [Online]. Tersedia: elqorni.wordpress.com/2008/05/23/prinsip-sejati-kepemimpinan-kewirausahaan/ - [18 Februari 2011].